Mangokkal Holi Adat Batak
mangokkal holi adalah sebuah tradisi membongkar kembali makam (udean) untuk mengumpulkan sisa tulang belulang (holi holi ) dan menempatkannya ke bangunan tugu (simin).
Mangongkal holi berlangsung dalam rangkaian upacara adat, baik sebelum, saat, dan setelah makam digali dan tulang belulang dikumpulkan.
Tradisi ini dilakukan dalam bentuk upacara adat dengan beberapa alasan yaitu :
1. Simbol Penghormatan Kepada Leluhur
Dalam Suku Batak, ada keyakinan bahwa arwah seseorang yang sudah meninggal akan hidup abadi.
Hal ini bisa dicapai dengan menaruh tulang-belulangnya ke tempat yang lebih layak (tinggi) yang berarti mendekatkan arwah itu kepada Penciptanya.
2. Mempererat Tali Kekerabatan
selain sebagai penghormatan kepada orang tua yang sudah meninggal, Mangokal Holi bertujuan untuk mengeratkan tali kekerabatan di antara keluarga atau marga.
Hal ini tercermin ketika seluruh keluarga menari tor-tor bersama serta saling memberikan salam dan memegang pipi.
Upacara Mangokal Holi pun menjadi wadah untuk membahagiakan orang tua serta tempat berkumpul semua generasi marga, sehingga memungkinkan untuk saling mengenal satu sama lain, mengenalkan silsilah keluarga besar, sarana edukasi adat Batak dan sebagainya.
3. Menyatukan Jasad Seseorang dengan Jasad Keluarganya
yang menjadi tujuan utama dari diselenggarakannya Tradisi Mangokal Holi ini adalah untuk menyatukan jasad seseorang dengan kerabat keluarga yang dicintainya.
Hal ini akan sangat terasa bagi seseorang yang meninggal dan dikubur di tempat yang jauh dari tanah kelahiran dan jauh dari keluarga.
Sehingga perlu ada penyatuan agar jasadnya berada satu tempat dengan jasad keluarganya. Apalagi bagi mereka yang suami-istri.
Masyarakat Batak memiliki keyakinan bahwa jasad mereka harus disatukan dalam satu tempat yang sama.
Selain memiliki nilai religius, Mangongkal Holi juga bagian dari upaya menjaga silsilah keluarga. Dengan berada satu tempat, generasi selanjutnya akan lebih mudah mengetahui siapa-siapa saja nenek moyang atau generasi di atasnya.
Dengan begitu tidak ada rantai generasi yang putus.
4. Simbol Tingginya Martabat
Tradisi Mangokal Holi juga merupakan simbol dari tingginya martabat dari sebuah keluarga di Batak.
Mangokal Holi dipercaya akan mengangkat martabat sebuah marga dengan menghormati orang tua dan para leluhur.
5. Untuk mengharapkan limpahan berkah, Hagabean (keturunan), Hasangapan (kehormatan) dan Hamoraon (kekayaan)
Lewat Mangokal Holi, orang Batak Toba juga berharap mendapat limpahan berkat, yaitu berupa banyak keturunan, panjang umur, dan kekayaan.
6. Melestarikan tradisi turun - temurun dari generasi ke generasi
Bagi masyarakat Batak Toba, tradisi Mangokal Holi merupakan tradisi sakral yang tetap diletarikan secara turun - temurun dari generasi ke genarasi.
Tidak ada bukti otentik berupa dokumen atau pun peninggalan terkait kapan atau siapa yang pertama kali memulai atau menciptakan tradisi ini.
Namun, tradisi Mangokal Holi sudah ada sejak masa masyarakat Batak Toba pra-Kristen yang arti nya tradisi ini sudah berlangsung sebelum ada nya intervensi dari pengaruh agama ke kehidupan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar