ALAT-ALAT PERTANIAN BATAK
1. ANSUAN :
Bahan dari batang pohon enau (pakko) dipakai untuk mengolah tanah sawah pada tahap permulaan (sebagai cangkol).
2. ORDANG :
Bahan terbuat dari pakko, digunakan untuk alat melobong tanah untuk tempat benih padi ditanami, biasanya di lahan kering dengan tanah keras.
3. PANASAPI :
Gagang dibuat dari pakko mata dari tulang sasap (belikat) kerbau, dipakai untuk membersihkan dan meluruskan pematang sawah.
4. PANGALI :
Gagang dibuat dari kayu mata dari besi, dipakai untuk menggali tanah disamping fungsi lain seperti Panasapi.
5. SORHA-SORHA :
Bahannya dari pakko, kayu, dipakai untuk perlengkapan membajak sawah jika menggunakan seekor kerbau.
6. PANGGU :
Alat mengolah tanah yang lebih muda dipakai untuk menggemburkan tanah. Bahonnya dari kayu dan besi.
7. AUGA :
Bahannya dari kayu dan pakko, perlengkapan membajak sawah dengan menggunakan duo ekor kerbau.
8. NINGGALA :
Dibuat dari kayu jior dan pakko, dipakai alat membajak/ menggemburkan tanah ditarik oleh kerbau.
9. SISIR :
Dibuat dari kayu, pakko dan bambu, digunakan untuk menggemburkan tanah dalam proses lanjutan setelah siap dibajak.
10. TOPPI :
Bahan dibuat dari Rotan, dianyam digunakan untuk mengikat leher kerbau waktu membajak/ menyisir sawah.
11. HUNDALI :
Terbuat dari kulit kerbau biasanya dari bagian leher. Digunakan untuk mengikat Ninggala/Sisir dengan sorha atau auga waktu membajak sawah.
12. TEAL-TEAL :
Bahan dibuat dari pakko dan kayu digunakan untuk kendali kerbau waktu membajak.
13. BATAHI (1) :
Dibuat dari rotan digunakan sebagai cambuk pemukul kerbau.
14. BATAHI (2) :
Dibuat dari bambu.
15. GAIR-GAIR SIDUA RAJA (1) :
Tangkai dibuat dari pakko gagang dari tunggul bambu (Taruntung bulu) matanya duo buah dibuat dari pakko digunakan untuk menggemburkan tanah.
16. GAIR-GAIR SIDUA RAJA (2) :
Fungsinya soma dengan diatas pada bagian mata ditambah dengan besi.
17. GAIR-GAIR SITOLU RAJA :
Gair-Gair bermata tiga dibuat dari pakko dilengkapi dengan mata besi, digunakan untuk menggemburkan tanah.
18. GAIR-GAIR SIOPAT RAJA :
Gair-Gair bermata empat digunakan untuk menggemburkan tanah tarutama yang berlumpur.
19. TALI HOTANG :
Bahan dari ijuk pada kedua ujungnya terdapat duo buah tuhe dari bambu digunakan untuk menentukan atau meluruskan pematang sawah.
20. TUHE :
Bahannya dari bambu, untuk tanda patok sawah.
21. ROGO PANDABUI :
Tangkainya dibuat dari pakko, dari kayu dan matanya dari untuk meratakan permukaan sebelum ditanami bibit padi.
22. ROGO PANGALESLES :
Serupa dengan Rogo Pandabui tetapi mata rogonya lebih pendek, fungsinya untuk mehgha – luskan permukaan tanah untuk siap ditanami same. ( Tunas padi ).
23. HUDALI ( OBBAK-OBBAK ) :
Sejenis cangkul kecil dari pakko dengan tangkai bambu dipakai untuk menyiangi rumput dari ce-lah-celah bibit padi.
24. GURIS :
Terbuat dari kayu dan besi dipakai untuk menyiangi sawah.
25. PANGGOLE :
Bentuknya seperti Hudali besar, bahannya dari Pakko, digunakan untuk memberi jalan air agar merata setelah sawah siap disiangi.
26. HARANG :
Sejenis keranjang dibuat dari kulit bambu, digunakan untuk tempat membawa abu dapur atau-pupuk kandang ke sawah untuk memupuk tanaman.
27. HIRANG :
Serupa dengan Harang tapi lebih kecil, biasanya dibawa sekaligus dua buah dengan memakai pikulan atau Hallungan.
28. HALAK-HALAK :
Orang-orangan dari ijuk berfungsi sebagai penjaga sawah dari serangan burung.
29. TALI HOTOR-HOTOR :
Tali ijuk yang menghubungkan Halak-halak dengan penjaga sawah didangau. fungsinya untuk menggerakkan halak-halak.
30. OTAM SAMBILU :
Terbuat dari kulit bambu (Sembilu) dipakai untuk alat menuai padi, alat ini tidak dipakai lagi dewasa ini.
31. SASABI TATAMBAL :
Bahan dibuat dari besi dengan gagang dari kayu. Sasabi jenis ini dapat dilipat dipakai untuk menyabit padi.
32. SASABI RAHAT :
Serupa dengan Sasabi Tatambal, tetapi tidak dapat dilipat.
33. SARUDAN :
Alat pegangan tradisionil. Waktu mardege (melepaskan padi dari batangnya dengan cara menginjak-injaknya secara teratur).
34. AMPANG PARMASAN :
Bakul tradisionil Batak Toba terbuat dari rotan, dianyam, isi sekitar 20 liter, digunakan untuk takaran padi. Ampang jenis ini juga digunakan dalam upacara-upacara adat.
35. AMPANG PAPALIAN :
Ampang jenis lain dengan isi sekitar 16 liter digunakan untuk upacara-upacara adat seperti tempat padi dan sijogaron pada upacara kematian orang-orang tua yang sudah beranak, bercucu.
36. AKKUT-AKKUT :
Ampang jenis lain yang lebih kecil is! _+ 8-10 liter, digunakan untuk ukuran padi pemberian kepada Raja Bandar (Pengurus tali air). Ampang jenis ini juga digunakan untuk tempat Ompu-Ompu pada upacara penguburan orang tua yang sudah mempunyai cicit.
37. RAGA :
Sejenis anduri dengan anyaman agak menerawang, dipakai untuk kipas waktu memisahkan bulir padi dari merang. Raga juga digunakan untuk alat menampi padi atau beras, bahannya dibuat dari kulit bambu dengan Rotan, sebagai gagangnya.
38. PARRASAN (1) :
Tempat padi atau beras dibuat dari bayon (sejenis pandan) dianyam. Isi sekitar 3 Kaleng ( 60 ltr).
39. PARRASAN (2):
Isi 2 (dua) Kaleng.
40. PARRASAN (3) :
Isi 1 (satu) Kaleng.
41. PANUNUHAN (1) :
Sejenis Parrasan dengan bentuk khusus. Tempat memikul padi dari sawah kerumah, dipikul dipundak laki-laki. Isi 3 Kaleng.
42. PANUNUHAN (2) :
– idem — Isi 22 Kaleng.
43. ANDOK-ANDOK :
Serupa dengan parrasan tapi kecil isi sekitar 1 Liter, biasanya digunakan tempat nasi (tugo) ke ladang atau waktu berpergian.
44. SOLUP :
Terbuat dari bambu, sebagai takaran padi, atau beras.. Ukuran isi sekitar 2 ltr. Solup tidak sama besarnya, jika terjadi suatu transaksi yang dipakai adalah Solup yang didatangi. Dalam hal ini ada ungkapan adat “Sidapot Solup do naro” artinya kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita berada.
45. GARUNG-GARUNG(1):
Sebuah tabung dari bambu dililit (dirompu) dengan rotan agar tidak mudah pecah. Tutupnya dibuat dari kayu. Digunakan untuk tempat air minum.
46. TABU-TABU IRAWANG :
Tempat air minum terbuat dari kulit buah labu (tabu-tabu) yang dikeringkan. Labu ini dirompu dengan jalinan rotan.
47. GARUNG-GARUNG (2):
Garung-Garung jenis lain tempat perahan susu kerbau.
48. GARUNG-GARUNG (3):
Serupa dengan garung-gatung (2)
49. HUNTAM :
Bahannya dibuat dari jalinan rotan talinya dari ijuk. Dipakai untuk menutup mulut anak kerbau agar tidak menyusu terus menerus terutama dimalam hari, tujuannya agar susu induk kerabau dapat diperah dalam jumlah banyak. Susu kerbau tersebut jika dimasak (dialhoti) secara khusus merupakan lauk tradisionil khas Batak namanya Dali ni horbo atau bagot ni horbo.
50. SAKKAK :
Songkok ayam dibuat dari bambu, untuk tempat ayam bertelor dan mengeram.
51. SAKKAK HERENGAN :
Songkok jenis lain dan lebih besar. Dipakai untuk tempat ayam yang baru menetas agar terhindar dari sambaran burung elang.
52. SUNUT :
Tempat anak ayam dari bambu yang dianyam.
53. HALUNG-HALUNG :
Terbuat dari bambu dikalungkan ke leher ternak babi, agar tidakleluasa memasuki lading (Porlak).
54. PALAKKA :
Dibuat dari kayu, dilobangi (dikorek agak dalam, dan besar) digunakan untuk tempat makan ternak babi.
55. GONTA-GONTA :
Dibuat dari kayu pinasa diikatkan dileher lembu agar gembala mengetahuinya dimana lembu tersebut berada, terutama jika digembalakan di hutan atau dalam jurang.
56. HALUNG-HALUNG :
Dibuat dari bambu untuk halung-halung lembu.
57. SIGE :
Sejenis tangga, dibuat dari sebatang bambu duri tangga ini gampang dipindah-pindahkan sehingga cda umpasa mengatakan “Sige do tumandangi bagot” artinya Sepatutnya lelaki yang mendatangi perempuan.
58. TEKTEK PAMBALBAL :
Sejenis palu dari kayu ringan digunakan untuk membalbal (memukul-mukul) miang bagot, untuk mendapatkan nira atau tuak.
59. PISO PARAGAT :
Jenis pisau tipis, khusus untuk mengiris miang (1) bagot (enau).
60. PISO PARAGAT (2) : – idem –
61. HANDI : Dibuat dari bambu diberi tali dari ijuk dipakai untuk tempat tuak atau air.
62. POTING: Handi Jenis lain.
63. POTING : – idem –
64. HUDON TUKKAP :
Periuk tanah, dirakke (dijalin) dengan tali ijuk dipakai untuk tempat tuak.
65. LAMAN :
Alas periuk tanah dibuat dari jerami.
66. HARPE :
Alas periuk tanah dibuat dari jalinan rotan.
67. HAJO :
Tempayan tempat tuak dibuat dari tembikar.
68. SEAK-SEAK ( BOKKOR ) :
Bahan dari tempurung kelapa digunakan untuk cangkir tuak.
69. TAKKIK (1) :
Sejenis tukil (pahat) alat melobang pohon kemenyan untuk mengambil getah kemenyan.
70. TAKKIK (2) : idem
71. PISO DERES :
Sejenis pisau alat menderes getah kemenyan.
72. TALl POLANG :
Jenis tali ijuk untuk memanjat batang kemenyan.
73. GURIS HAMINJON :
Dibuat dari besi dengan gagang kayu untuk mengambil getah kemenyan.
74. PARANG :
Terbuat dari besi digunakan untuk bermacam-macam keperluan pertanian.
75. RABI :
Terbuat dari besi, digunakan untuk membuka jalan disemak belukar dan untuk memotong ranting pohon, bambu dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar